Syair-syair untaian doa menyambut fajar, Minggu (11/3/2017).
Tambur dan pekikan penari Kawasaran menyapa kesunyian Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado. Tokoh adat Minahasa tampak menyalami Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi, yang baru saja menginjakkan kakinya di Tanah Adat Minahasa.
“Penyambutan secara adat ini mau menjelaskan bahwa para penari Kawasaran selaku masyarakat adat, sebagai makawale (tuan dan nyonya rumah) pelaksanaan Rapat Kerja Nasional AMAN, menerima Sekjen AMAN dengan tangan terbuka. Ini juga tanda bahwa kami masyarakat adat Minahasa menyambut dengan keterbukaan dan kegembiraan hati bagi para tamu undangan, tokoh adat se-Nusantara ke tanah kami,” jelas tokoh adat Minahasa, Rinto Taroreh.
Menurutnya, syair-syair yang mengalun bersama setiap gerak para penari Kawasaran merupakan doa permohonan kepada Sang Khalik agar jalan acara Rakernas AMAN V bisa mengalir bagaikan air.
“Kawasaran adalah pembuka jalan. Para penari menyampaikan doa dalam ungkapan kata dan gerak kepada Empung Wailan Wangko agar Sekjen AMAN diberkati, dibukakan jalan. Doa yang sama bagi para peserta Rakernas dan jalannya acara yang telah disiapkan. Kita juga meminta agar para leluhur merestui langkah kita,” ungkap figur penggerak Komunitas Waraney Wuaya ini.
Seirama diungkapkan Nedine Helena Sulu. Wewene Minahasa yang kini dipercayakan sebagai ketua panitia kegiatan strategis masyarakat adat se-Nusantara itu bertutur, kehadiran Sekjen AMAN merupakan kehormatan bagi masyarakat Minahasa.
“Kami merasa terhormat. Sebagai anak dari tanah ini (Minahasa, red) kami menyambut dengan penuh sukacita Ibu Sekjen. Penyambutan secara adat ini ekspresi penerimaan dan penyambutan bagi Ibu Sekjen dan seluruh tamu, tetua adat se-Nusantara yang akan hadir di Rakernas AMAN,” tandas Sulu yang kini dipercayakan sebagai Wakil Ketua II Dewan AMAN Nasional (DAMANAS).
Sementara, Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi, tampak tak bisa menyembunyikan rasa haru. Penerimaan itu diakui merupakan hal yang luar biasa.
“Saya merasa terharu. Dan saya merasa diterima di tanah ini. Luar biasa,” ucap sekjen perempuan pertama di organisasi masyarakat adat terbesar di dunia ini.
Hadir dalam penyambutan Sekjen AMAN tersebut, tokoh adat Minahasa Rinto Taroreh, Ketua Panitia Rakernas AMAN V Nedine Helena Sulu, para penggerak dan penari Kawasaran Mapanget Wuaya.
Tumpukan Kawasaran ini merupakan bagian dari Komunitas Waraney Wuaya. Komunitas Kawasaran dari masyarakat adat Minahasa di Tanah Tonsea, termasuk wilayah Bandara Sam Ratulangi.
Diketahui, Rakernas AMAN V akan dilaksanakan di Desa Koha Kecamatan Mandolang, 14 – 17 Maret 2018. Terangkai dengan itu akan digelar perayaan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara (HKMAN) dan hari ulang tahun AMAN ke-19, yang akan dipusatkan di Benteng Moraya Tondano pada 17 Maret 2018. (tim aman sulut